Apa Itu Gastroenteritis? Gastroenteritis adalah infeksi mikroba yang menyebabkan radang pada lapisan perut (lambung), usus kecil dan usus besar diandai dengan diare, muntah, sakit perut dan kram perut sebagai ciri-ciri gastroenteritis secara simtomatik.
Secara istilah lebih umum, nama gastroenteritis dipermudah dengan istilah: gastro, gastritis, gastrik, sakit perut, virus perut, flu perut atau flu lambung.
Penyebab gastroenteritis
Di antara virus: Rotavirus, Norovirus, Adenovirus, dan Astrovirus dapat menyebabkan gastroenteritis virus. Sementara rotavirus menyumbang sebagian besar kasus gastroenteritis dan diare pada anak-anak di seluruh dunia, norovirus adalah agen penyebab gastroenteritis yang paling umum pada orang dewasa.
Penyebab gastroenteritis pada anak-anak
Virus, terutama rotavirus; dan bakteri terutama E. coli, Shigella dan Campylobacter menyebabkan sebagian besar infeksi gastroenteritis pada anak-anak. Penyebab yang jarang, parasit protozoa seperti Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica juga menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak.
Penyebab gastroenteritis pada orang dewasa
Pada orang dewasa, spesies virus Norovirus dan Campylobacter bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi gastroenteritis di seluruh dunia.
Penyebab gastroenteritis pada remaja
Pada anak-anak muda, infeksi bakteri mencapai 15-20% dari semua kasus gastroenteritis pediatrik, dengan spesies E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter menjadi agen penyebab yang paling umum.
Penyebab gastroenteritis pada lansia
Di antara orang lebih tua, spesies Campylobacter adalah bakteri paling umum yang bertanggung jawab atas gastroenteritis. Toxicogenic Clostridium difficile adalah penyebab utama diare dan gastroenteritis pada lansia (orang lanjut usia).
Gejala
Gejala gastroenteritis adalah diare berair (mencret), muntah disertai kram perut atau nyeri kaku di perut. Gejala lain seperti demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot bisa terjadi pada kasus yang terisolasi.
Dehidrasi sangat umum terjadi pada gastroenteritis. Tanda dehidrasi termasuk rasa haus berlebihan, kulit kering, jarang buang air kecil atau urine sangat gelap, lesu, lelah, pusing, hingga pingsan. Bayi, anak kecil, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah beresiko mengalami dehidrasi gastroenteritis
Sindrom Haemolytic Uremic
Haemolytic Uremic Syndrome (HUS), kondisi yang berpotensi berbahaya dapat terjadi pada infeksi dengan spesies E.coli atau Shigella yang menghasilkan toksin Shiga. Ini menyebabkan penurunan jumlah trombosit yang cepat, kerusakan ginjal, dan jumlah sel darah merah yang rendah. Anak-anak lebih cenderung mengalami komplikasi seperti sindrom HUS daripada orang dewasa.
Apakah gastroenteritis menular?
Gastroenteritis sangat menular dan ditularkan dari satu orang ke orang lain. Penularan dan penyebaran virus gastroenteritis dapat dicegah dengan melakukan tindakan seperti mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air hangat selama 20 detik setelah: menggunakan toilet, mengganti popok dan selalu cuci tangan sebelum makan atau memegang makanan.
Diagnosis Gastroenteritis
Gastroenteritis sering didiagnosis secara klinis berdasarkan tanda dan gejala saja. Namun, tes tinja, biasanya kultur tinja, untuk menemukan organisme penyebab diare dan untuk menyingkirkan bakteri beracun atau parasit.
Dalam kasus dehidrasi berat, uji elektrolit dan tes fungsi ginjal juga dilakukan sebagai tindakan pencegahan untuk menyingkirkan komplikasi seperti Haemolytic Uremic Syndrome.
Pengobatan Gastroenteritis
Obat-obatan antiemetik seperti ondansetron, metoclopramide atau domperidone digunakan untuk mengobati gejala muntah berat.
Obat antimotilitas seperti loperamid dan / atau bismut subsalisilat digunakan untuk mengendalikan diare atau mencret.
Butylscopolamine diresepkan untuk mengobati sakit perut. Seangkan antibiotik diresepkan jika penyebab gastroenteritis adalah bakteri atau protozoa parasit.
Diet untuk Gastroenteritis
Tindakan diet berikut dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan membantu meringankan gejala gastroenteritis:
– Minum banyak cairan seperti jus buah, air kelapa, minuman bebas kafein, dan kaldu sop untuk mengganti cairan dan elektrolit.
– Hindari makanan berlemak atau berminyak, permen, coklat, produk susu, kafein, dan alkohol.
– Mengintroduksi makanan secara bertahap, dimulai dengan makanan lunak, lembut, mudah dicerna seperti nasi lembut, sereal, jus apel, dan pisang.
– Istirahat yang cukup.
Pencegahan Gastroenteritis
Tindakan pencegahan berikut dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi:
– Cuci tangan dengan sabun dan air hangat selama 20 detik setelah berkebun, dari toilet, setelah mengganti popok dan selalu cucui tangan sebelum makan, memegang atau menyiapkan makanan.
– Bersihkan toilet, termasuk kloset dan pegangan dengan disinfektan setelah muntah atau diare.
– Jaga kebersihan lingkungan dan bersihkan secara teratur permukaan meja, gagang pintu, komputer / laptop dan permukaan peralatan rumah tangga umum lainnya.
– Jangan berbagi handuk, alat makan dan peralatan dengan anggota rumah tangga dengan anggota terinfeksi.
– Istirahat yang cukup dan libur kerja bahkan 48 jam setelah pemulihan.
– Pastikan banyak minum air matang atau diolah dengan UV.
– Hindari makan makanan di warung pinggir jalan atau tempat dimana ada sumber asal air tidak diketahui.